Mythomania Adalah

Gangguan kepribadian narsistik

Pada gangguan kepribadian narsistik, rasa percaya diri yang besar dan kesombongan membuat individu lebih mungkin memanipulasi fakta, memperbesar peran mereka dalam suatu peristiwa, atau membuat cerita yang tidak pernah terjadi.

Semua hal ini lah yang membuat mereka suka berbohong.

Perbedaan Berbohong dengan Gejala Mythomania

Meskipun semua orang tahu bahwa berbohong bukanlah hal yang baik, penelitian menunjukkan bahwa hampir setiap orang sesekali mengatakan “white lies” atau kebohongan kecil yang tidak berbahaya.

Artinya, sebagian besar orang mungkin berbohong 1-2 kali sehari tanpa maksud menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Namun, pada kondisi mythomania, kebohongan terjadi lebih sering dan lebih impulsif. Bagi pengidapnya, berbohong sudah menjadi bagian penting dalam hidup mereka.

Berbeda dengan berbohong secara umum, pengidap mythomania akan berbohong terus-menerus tanpa tujuan atau keuntungan tertentu.

Bahkan, mereka sering kali percaya pada kebohongan yang mereka ciptakan sendiri.

Psikosis dan skizofrenia

Dalam kondisi psikosis dan skizofrenia, kenyataan dan khayalan sering tercampur dan sulit dibedakan.

Pengidap gangguan ini bisa dengan mudah percaya pada kebohongan yang mereka katakan, dan menunjukkan perilaku mirip mythomania.

Gangguan sangat sulit didiagnosis karena banyak penyebab yang menjadi pemicu gejalanya.

Adapun prosedurnya, meliputi:

Demensia Frontotemporal

Demensia Frontotemporal (DFT) adalah salah satu jenis penyakit neurodegeneratif yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi otak. Orang yang mengalami DFT cenderung memiliki perubahan kepribadian, emosi dan perilaku yang signifikan. Salah satu gejala yang umum dialami oleh penderita DFT adalah kecenderungan untuk berbohong tanpa alasan yang jelas.

Kebohongan yang dilakukan oleh penderita DFT seringkali menyebabkan masalah dalam hubungan sosial mereka. Kekuatan untuk membedakan antara kenyataan dan kebohongan, dapat menjadi semakin kabur seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa mythomania adalah gejala dari DFT dan bukanlah perilaku yang disengaja atau manipulatif. Penting bagi keluarga, teman dan perawat untuk memahami, bahwa perilaku berbohong yang sering dialami oleh penderita DFT adalah bagian dari kondisi mereka.

Berita baiknya, mythomania bisa disembuhkan. Namun, cara menyembuhkan mythomania bukanlah menggunakan obat-obatan, melainkan psikoterapi atau terapi oleh psikolog/psikiater untuk membantu seseorang memahami dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Saat menjalani proses terapi, umumnya dibutuhkan waktu hampir satu tahun agar penderita benar-benar sembuh dari penyakit suka berbohong ini.

Penderita biasanya tidak menyadari kondisinya dan bisa saja membohongi psikiater atau psikolog. Di sinilah peran orang-orang terdekat diperlukan untuk menangani riwayat kesehatannya.

Mengejutkan, bukan? Jadi, suka berbohong tak selalu merupakan hal yang wajar. Bila Anda merasa memiliki kebiasaan ini dan tidak bisa dikendalikan, mungkin mythomania adalah penyebabnya. Jangan tunda untuk segera bawa diri ke psikolog atau psikiater terdekat.

Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter kami mengenai kebiasaan sering berbohong yang bisa saja menjadi tanda gangguan ini. Unduh aplikasi KlikDokter untuk bertanya langsung kepada dokter. Semoga bermanfaat!

Mythomania atau kebohongan patologis merupakan masalah yang membuat seseorang melakukan kebohongan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Kondisi ini berbeda dengan berbohong biasa yang memiliki tujuan khusus.

Pengidap mythomania biasanya berbohong tanpa disertai tujuan khusus untuk menutupi kesalahan, memutar balikkan fakta atau penyebab lainnya.

Salah satu jenis gangguan mental ini terjadi akibat ketidakseimbangan kadar hormon kortisol dalam otak.

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab dari kebohongan patologis.

Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa mythomania adalah gejala dari gangguan mental lain atau merupakan kondisi sesungguhnya.

Rendahnya Rasa Percaya Diri dan Ketidakamanan

Mayoritas pengidap mythomania umumnya adalah orang-orang dengan rasa percaya diri yang rendah. Mereka juga cenderung selalu merasa tidak aman.

Kedua kondisi ini dianggap sebagai faktor penting dalam perkembangan dan keberlanjutan mythomania.

Demensia Frontotemporal

Sebuah studi menemukan bahwa pola perilaku pengidap mythomania serupa dengan demensia frontotemporal.

Yakni, bentuk demensia yang memengaruhi daerah otak frontal dan temporal. Ini menyebabkan perubahan perilaku dan bahasa.

Adapun perubahannya dapat mencakup:

Perawatan Penyalahgunaan Zat

Masalah penggunaan zat biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan jiwa.

Jika terus dibiarkan, penyalahgunaan zat bisa mengganggu pengobatan dan memperburuk gejala yang dialami oleh pengidap.

Gangguan kepribadian ambang

Pengidap gangguan kepribadian ambang cenderung sangat takut akan penolakan.

Alhasil, mereka dapat memanipulasi orang lain dengan berbohong terus-menerus sebagai upaya untuk mengendalikan orang lain.

Selama fase mania pada gangguan bipolar, perilaku impulsif yang berisiko, seperti pergerakan berlebihan, pengeluaran uang yang tidak terkendali, dan tindakan berbahaya lainnya, bisa meningkatkan kecenderungan berbohong.

Rendahnya Rasa Percaya Diri dan Ketidakamanan

Mayoritas pengidap mythomania umumnya adalah orang-orang dengan rasa percaya diri yang rendah. Mereka juga cenderung selalu merasa tidak aman.

Kedua kondisi ini dianggap sebagai faktor penting dalam perkembangan dan keberlanjutan mythomania.

Berbagai Tanda Mythomania

Jika berbohong dan terkesan mengada-ada adalah suatu kebiasaan yang sulit dikendalikan, perilaku ini bisa dianggap mythomania. Beberapa riset menyatakan bahwa mythomania cenderung mengatakan 5 kebohongan atau lebih setiap hari selama lebih dari 6 bulan.

Beberapa tanda mythomania yang bisa dikenali meliputi:

Mendeteksi mythomania sebenarnya tidak mudah, karena tidak semua kebohongan yang diceritakan orang yang memilikinya berlebihan atau tampak “terlalu bagus”. Saat berbicara, mythomania biasanya memperlihatkan tanda-tanda kecemasan dan bersikap defensif.

Perlu diketahui bahwa orang dengan mythomania sering mempercayai kebohongan mereka sendiri hingga hal tersebut seperti terasa nyata.